leaf

Minggu, 12 Oktober 2014

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA UHAMKA


            Bertempatan di Aula Ahmad Dahlan gedung A lantai 6 Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA), Program Studi Pendidikan Matematika menyelenggarakan SNM ( Seminar Nasional Matematika ) yang bertemakan “Innovation in Matematics Education Toward Asian Comunity” yang  artinya “Inovasi Dalam Pendidikan Matematika Terhadap Komunitas Asia” Alhamdulillah agenda tersebut berhasil digelar dengan apik oleh panitia pada 20 September 2014 tepatnya hari Sabtu. Acara seminar itu dibuka oleh penampilan dari anak tapak suci yang disajikan panitia sebagai hiburan. Adapun tari bali dan tari saman sebagai performance ditengah-tengah acara ini.
           
            “Seminar ini dihadiri oleh 190 mahasiswa non makalah dan 180 mahasiswa pemakalah dengan jumlah keseluruhan 370 peserta dari perwakilan mahasiswa-mahasiswi di 24 PTN dan PTS seluruh Indonesia” kata  Dr. Slamet Soro, M.Pd  memberikan sambutannya sebagai pembuka acara.

            Dalam seminar tersebut hadir sebagai pembicara antara lain Prof. Dr. H. Dzulkardi, M.I.Komp, M.Sc (seorang professor pendidikan matematika dari Universitas Sriwijaya palembang). Sewaktu jadi mahasiswa beliau pernah meneliti tentang “Pembelajaran Matematika Realistik”. Professor kelahiran 20 April ini memiliki moto hidup “Matematika adalah seni” ucap kaprodi pendidikan matematika UHAMKA, Dr. Sigid Edi Purwanto saat membacakan curriculum vitae beliau. Selain Professor Dzulkardi Pembicara selanjutnya adalah Dr. Abdurrahman as’ari, M.A, M.Pd (Dosen pasca sarjana bidang pendidikan matematika Universitas Negeri Malang) namun sayang sekali sebagai keynote speech, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd berhalangan hadir karena harus mendampingi menteri keluar negeri.
            Dalam tulisan yang sederhana ini saya tidak bisa menjelaskan secara detail materi yang disampaikan oleh professor dan dosen namun hanya beberapa poin yang dibahas dalam seminar tersebut adalah Mendesain Soal Matematika Model Pisa yang Inovatif, Mengerjakan Soal Latihan Matematika : Hanya Terjawab Dengan Cepat Dan Akurat ?, Teacher and Designer, Matematika Itu Mudah dan menyenangkan ,dll. Jadi penjabaran inti dari poin-poin diatas adalah salah besar ketika seorang guru mengajarkan soal matematika hanya berpatok pada rumus padahal konsep itu sangat lah penting, ketika seorang siswa sudah mengetahui konsepnya maka proses untuk menuju pada penyelesaian soal-soal matematika Insya Allah berjalan dengan lancar. Nah, pada saat kegiatan belajar mengajar ciptakanlah suasana yang menyenangkan misalnya ada sedikit humor atau ice breaking yang diciptaka oleh guru sehingga siswa akan merasa bersemangat. Santai tapi pasti/serius dan tidak menegangkan. Jadi intinya sebuah konsep dan proses itu sangatlah penting. Seperti kutipan dari buku SEMNAS UHAMKA 2012 halaman 7 bahwa “pendidikan matematika di Indonesia diharapkan mencetak orang-orang yang hebat dalam berpikir matematis,berbagai upaya harus dilakukan. Pembelajaran matematika harus mendorong anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki ketekunan untuk menggali informasi,kemampuan untuk memilah dan memilih informasi, kemampuan merangkai dan mengasosiasikan informasi yang tersedia dan menghasilkan kesimpulan yang baru
            Baiklah cukup sampai disini dulu yaa.. jadi buat saya dan teman-teman kita sebagai guru matematika tidak hanya pintar dan mampu mengajarkan pada siswanya namun harus menjadi seorang guru sekaligus seorang desain yang kreatif unik dalam mendesain soal-soal matematika Jadilah guru matematika yang selalu dirindukan siswanya bukan malah ditakuti dan dibenci, buatlah siswa memiliki rasa ingin tahu, yang bisa membuat siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan setelah guru menjelaskan. Sehingga tiada lagi untuk kedepannya anak bosan matematika bahkan membenci matematika, namun sebaliknya anak akan menyukai matematika semakin penasaran dengan soal-soal selanjutnya dan akan beranggapan bahwa mathematics is fun, matematika itu mudah dan menyenangkan. ^_^

Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“orang-orang yang berilmu kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut ( bagi orang lain ) akan lebih baik dari seribu orang yang beribadah atau ahli ibadah.”
 (HR. Ad-Dailami)

Penulis:
Rum Efi Fitriani
Mahasiswi SMT 5
Prodi Matematika UHAMKA Jakarta