Bertempatan
di Aula Ahmad Dahlan gedung A lantai 6 Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
(UHAMKA), Program Studi Pendidikan Matematika menyelenggarakan SNM ( Seminar
Nasional Matematika ) yang bertemakan “Innovation in Matematics Education Toward
Asian Comunity” yang artinya “Inovasi Dalam Pendidikan Matematika
Terhadap Komunitas Asia” Alhamdulillah agenda tersebut berhasil digelar
dengan apik oleh panitia pada 20 September 2014 tepatnya hari Sabtu. Acara
seminar itu dibuka oleh penampilan dari anak tapak suci yang disajikan panitia
sebagai hiburan. Adapun tari bali dan tari saman sebagai performance
ditengah-tengah acara ini.
“Seminar
ini dihadiri oleh 190 mahasiswa non makalah dan 180 mahasiswa pemakalah dengan jumlah
keseluruhan 370 peserta dari perwakilan mahasiswa-mahasiswi di 24 PTN dan PTS
seluruh Indonesia” kata Dr. Slamet Soro,
M.Pd memberikan sambutannya sebagai
pembuka acara.
Dalam
seminar tersebut hadir sebagai pembicara antara lain Prof. Dr. H. Dzulkardi,
M.I.Komp, M.Sc (seorang professor pendidikan matematika dari Universitas
Sriwijaya palembang). Sewaktu jadi mahasiswa beliau pernah meneliti tentang “Pembelajaran
Matematika Realistik”. Professor kelahiran 20 April ini memiliki moto hidup “Matematika adalah seni” ucap kaprodi
pendidikan matematika UHAMKA, Dr. Sigid Edi Purwanto saat membacakan curriculum
vitae beliau. Selain Professor Dzulkardi Pembicara selanjutnya adalah Dr.
Abdurrahman as’ari, M.A, M.Pd (Dosen pasca sarjana bidang pendidikan matematika
Universitas Negeri Malang) namun sayang sekali sebagai keynote speech, Prof.
Dr. Syawal Gultom, M.Pd berhalangan hadir karena harus mendampingi menteri
keluar negeri.
Dalam
tulisan yang sederhana ini saya tidak bisa menjelaskan secara detail materi
yang disampaikan oleh professor dan dosen namun hanya beberapa poin yang
dibahas dalam seminar tersebut adalah Mendesain Soal Matematika Model Pisa yang
Inovatif, Mengerjakan Soal Latihan Matematika : Hanya Terjawab Dengan Cepat Dan
Akurat ?, Teacher and Designer, Matematika Itu Mudah dan menyenangkan ,dll.
Jadi penjabaran inti dari poin-poin diatas adalah salah besar ketika seorang
guru mengajarkan soal matematika hanya berpatok pada rumus padahal konsep itu
sangat lah penting, ketika seorang siswa sudah mengetahui konsepnya maka proses
untuk menuju pada penyelesaian soal-soal matematika Insya Allah berjalan dengan
lancar. Nah, pada saat kegiatan belajar mengajar ciptakanlah suasana yang
menyenangkan misalnya ada sedikit humor atau ice breaking yang diciptaka oleh
guru sehingga siswa akan merasa bersemangat. Santai tapi pasti/serius dan tidak
menegangkan. Jadi intinya sebuah konsep dan proses itu sangatlah penting.
Seperti kutipan dari buku SEMNAS UHAMKA 2012 halaman 7 bahwa “pendidikan matematika di Indonesia
diharapkan mencetak orang-orang yang hebat dalam berpikir matematis,berbagai
upaya harus dilakukan. Pembelajaran matematika harus mendorong anak memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki ketekunan untuk menggali informasi,kemampuan
untuk memilah dan memilih informasi, kemampuan merangkai dan mengasosiasikan
informasi yang tersedia dan menghasilkan kesimpulan yang baru ”
Baiklah
cukup sampai disini dulu yaa.. jadi buat saya dan teman-teman kita sebagai guru
matematika tidak hanya pintar dan mampu mengajarkan pada siswanya namun harus
menjadi seorang guru sekaligus seorang desain yang kreatif unik dalam mendesain
soal-soal matematika Jadilah guru matematika yang selalu dirindukan siswanya
bukan malah ditakuti dan dibenci, buatlah siswa memiliki rasa ingin tahu, yang
bisa membuat siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan setelah guru menjelaskan. Sehingga
tiada lagi untuk kedepannya anak bosan matematika bahkan membenci matematika,
namun sebaliknya anak akan menyukai matematika semakin penasaran dengan
soal-soal selanjutnya dan akan beranggapan bahwa mathematics is fun, matematika
itu mudah dan menyenangkan. ^_^
Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“orang-orang
yang berilmu kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut ( bagi orang lain ) akan
lebih baik dari seribu orang yang beribadah atau ahli ibadah.”
(HR.
Ad-Dailami)
Penulis:
Rum Efi Fitriani
Mahasiswi SMT 5
Prodi Matematika UHAMKA Jakarta