leaf

Rabu, 17 Desember 2014

Pengalamanku, “Daurah Marhalah Satu”



            Bertepatan dengan  hari penting dalam  hidupku  Jum’at 7 Desember 2012 di Sawangan Depok villa “AJ GARDEN” Aku berangkat  mengikuti kegiatan  itu, DM1 namanya,waktu itu Aku sama sekali tidak tahu apa itu DM. Ya, karena Aku  masih berstatus Mahasiswi semester satu. Sehari sebelum DM Aku mendaftar via sms ke cp akhwat yang sekarang menjadi murobbiyah ku dalam  halaqah rutin ditiap sabtu sore. “Kak  Vani” Aku biasa memanggilnya. Waktu itu kami belum pernah bertemu hanya mengenal via sms.
            Investasi untuk mengikuti DM 1 senilai 15K dengan fasilitas makan, transportasi, outbone, materi,dan yang pasti banyak teman baru yang ku ketahui berdasarkan iklan foto KAMMI diberanda facebook. Berbagai perlengkapan sudah  disiapkan seperti 2 batang lilin, 2 butir telur, 2 sacheet energen, 1 bks roti sobek, 1 liter beras, 2 indomie goreng, baju ganti, mukenah, obat-obatan, dll semuanya sudah aku masukan kedalam tas ransel hitam dengan perpaduan biru muda yang melekat erat dipundaku. Tepat pukul 16.00 usai sholat ashar Aku dan temanku Fitri berkumpul di Masjid Darul Ulum kampus sesuai perintah sms dari kak Vani. Disana Aku jumpai ada 2 akhwat yang duduk diteras Masjid sedang memangku tas besarnya yang ternyata mereka adalah sama-sama peserta DM-1. Intan dan Putri namanya. Kebetulan mereka satu prodi denganku. Tak berapa lama akhwat berjilbab lebar berwarna biru muda yang dari tadi nampak sibuk memainkan hp nya mendekatiku. Nah, dari sanalah awal Aku bertemu senior KAMMI kak Elis Dahlia yang subhanallah ramah dan baik. Entah karena apa saya kurang paham, yang jelas hanya panitia yang tahu keberangkatan menuju Sawangan Depok diundur menjadi pukul 20.00 WIB sedangkan Aku berangkat dari kosan pukul 16.00 WIB. Cukup lama menunggu.
            Menunggu, menunggu terus menunggu dan yang kami tunggu-tunggupun  akhirnya datang. sebuah kendaraan yang mendarat didepan warteg barokah  tepat didepan kampus menghentikan dirinya, pertanda bahwa kami harus segera memasuki kopaja itu. Kursi yang tidak empuk,bercat kuning dengan memamerkan kerangka besinya yang berkarat Aku duduki dengan nyaman dan akhirnya tertidur pulas.
            Singkat kata singkat cerita, Aku sudah berada di Villa AJ Garden sekitar pukul 22.00   panitia langsung menyuruh peserta akhwat untuk menuju kamar yang ukurannya cukup besar, 2 kasur dan 1 kamar mandi. Insya Allah cukup untuk tidur peserta akhwat yang berjumlah 7 orang yaitu Aku, Fitri, Melati, Putri , Intan, Dian (Unindra), dan kak Iti (waktu itu smt 5). Baru saja Aku meletakan tas ranselku dan berharap akan melanjutkan tidur yang terpotong karena sampe tujuan, namun panitia menggiring kami untuk menuju halaman vila yang dipenuhi dengan segarnya rumput hijau dimalam hari. Kami berjalan tanpa menunjukan rasa semangat karena mata kami masih menyisakan rasa kantuk. Mengetahui hal itu salah satu panitia akhwat berjilbab panjang meneriakan suaranya, agar kami mempercepat langkahnya untuk memasuki barisan. Suaranya lantang dan sangat tegas, orang bilang itu  KOMDIS namanya.
            Setelah peserta merapikan barisan sang komdis melakukan pengecekan barang bawaan peserta yang tidak lengkap. Kami disuruh jujur untuk mengangkat tangan apabila barang bawaannya tidak sesuai dengan perintah. Dan Akulah orang pertama yang mendapat hukuman lari bolak-balik 3 kali karena lupa tidak membawa air mineral 1500 ml. Huftttt cape :”(
            Hari pertama (malam sabtu) di Villa AJ Garden peserta diberi selembar kertas berisi sederet pertanyaan yang waktu itu sedang hangat-hangatnya diperbincangkan di Indonesia, salah satu pertanyaannya seperti: “Apa sikap Anda dalam menyikapi musik gang name style?” dan masih banyak lagi. Setelah jawaban dikumpulkan peserta diberi buku yang cukup tipis dan tidak terlalu besar hanya berukuran 15cm x 20cm. Buku itu berisi jadwal serangkaian kegiatan DM1 dan beberapa materi-materi keislaman seperti syahadatain, problematika umat, dll.
            Hari kedua ini isinya penuh dengan materi-materi ke-Islaman dan ke-KAMMI-an yang disampaikan oleh Ustadz-ustadz alumnus KAMMI. Oya pagi harinya tepatnya dihalaman villa saat pemberian materi syahadatain oleh ustadz wijaya terlebih dahulu kita melakukan senam otak, kelihatannya mudah tapi saat dicoba Aku sedikit kesulitan, yang pasti seru banget karena bisa melatih sejauh mana otak kita berkonsentrasi. Dihari kedua ini dari pagi sampai sore benar-benar full diisi dengan materi dan materi.
            Malam terakhir (malam minggu) ada segmen debat dari keseluruhan peserta (7 akhwat dan 5 ikhwan) dibagi menjadi dua kelompok yang diawali dengan diskusi tentang politik mengupas persoalan KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme). Antara kelompok Pro dan Kontra saling mempertahankan pendapatnya masing-masing. Sangat seru, lucu, rame, ribut,hehe, yah 2 kelompok yang didampingi oleh panitia untuk membantu peserta mengemukakan pendapatnya malah semakin lucu karena pada ujungnya malah antar  panitia yang berdebat, kan  lucu jadinya  ya hehhehehe.
            Malam makin larut tapi 2 kelompok itu masih melemparkan pendapatnya, seru dan tawa terus bermunculan. Moderatorpun menghentikan perdebatan antar panitia   dan mempersilahkan antar peserta untuk belajar menyampaikan pendapatnya. Hingga tiba giliran kelompok kami yang kontra kehabisan ide berpendapat, akupun hanya sedikit sekali membantu kelompokku untuk menyampaikan argumen karena sejujurnya aku tidak pandai berkomunikasi di depan orang banyak lantaran aku tidak pernah mengikuti organisasi sebelumnya,  juga tidak begitu paham dengan materi persoalan politik hehe. Dari kelompoku yang paling aktif adalah Intan yang Aku yakini dia sangat pandai sekali berbicara dan berani menyampaikan pendapatnya. Peserta disuruh untuk tidur setelah sesi debat selesai dan moderator menyampaikan kesimpulannya. Sebelum tidur Aku masih sedikit mengulangi hafalanku yaitu QS.Al-Hadid ayat 1-5 yang sempat dikatakan  panitia bahwa  nantinya harus disetor ke komdis saat wisata malam.
            Sekitar pukul 02.30 kami melakukan kegiatan wisata malam, tiap kelompok 2 akhwat dan Aku pasangannya dengan Putri. Sebelum melakukan perjalanan wisma, komdis memberiku 10 butir beras dan sebatang lilin menyala tanpa dikasih korek api. Aku dan putripun mulai berjalan ditengah  sepinya pagi buta. Melewati tempat seperti hutan, melewati ladang sawah. Gelap. Hanya cahaya sebatang lilin. Memang cukup segar udaranya tetapi Jujur, sebenarnya kami merasa takut dan tidak sanggup untuk mengikuti wisma. Bukan  apa-apa, kami takut kalau sampai menginjak ular atau dihadang binatang buas. Ngeri. Tapi berbagai fikiran negatifpun  kami berusaha tendang jauh-jauh digantikan bernyanyi sholawatan dengan kompaknya ( hehe sok pemberani ceritanya), Aku dan Putri terus melangkahkan kakinya  dan tak berapa lama anginpun mengusik kami. Yah, tanpa pamit tanpa permisi anginpun langsung  meniupkan sebatang lilin putih yang kubawa. Sontak kamipun berteriak ketakutan, bagaimana tidak, suasana benar-benar gelap. Tetapi Alhamdulillahnya, ada panitia ikhwan datang tak tau darimana asalnya tiba-tiba saja muncul dibelakang kami. Lilin pun nyala kembali dan akhirnya kami menemukan pos-pos untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dijelaskan oleh ustadz. Pos satu dan dua kami dengan mudahnya dapat menjawab pertanyan dengan benar, di pos 3 kami tidak bisa menjawab dan akhirnya berasku diminta 2 butir oleh panitia yang bernama kak nita (beliau murobiahku yang pertama hehe). Memasuki pos terakhir Aku dan Putri dihukum lantaran berasnya hanya ada 8 butir dan dihukum lagi karena hafalannnya kurang lancar. Banyak sekali hukumanku. :”(
            Pagi yang cerah. Cuacapun seolah bersahabat, mendukung kami untuk melakukan sesi simulasi aksi unjuk rasa, kita semua seru-seruan bareng sama peserta, panitia ,juga alumnus. Ada orasinya juga, tembak-tembakan dengan plastik putih yang berisi air dilemparkan dengan bebasnya. Seru banget pokoknya. Sesudah itu dilanjut dengan outbone, gamenya seru-seru banget juga menantang. Sampai Aku tidak memperdulikan bajuku yang basah dan penuh dengan lumpur hehe karena matahari sudah tinggi dengan terus menajamkan sinarnya kamipun segera bersih-bersih mandi,sholat dzuhur dan makan siang. Menjelang sayonara ada sesi maaf-maafan. Subhanallah komdisnya ternyata seorang akhwat yang sangat lemah lembut dan baik sekali :’). Selanjutnya ada sesi pengenalan semua pengurus beserta amanahnya yang kuingat ada kak vany,kak sarah, kak nita, kak sadew, kak siti, kak elis, kak yuli, kak herna, kak devi, kak andri dan masih banyak lagi.
            Alhamdulillah agenda yang tersusun rapi sudah tercoret semua.
Itulah sedikit cerita pengalamanku mengikuti DM1, hal yang meninggalkan kesan luar biasa. Sekali lagi, itulah ceritaku, mana ceritamu ? : )
Jakarta,14 Oktober 2014
Penulis:
Rum Efi Fitriani
BPP KAMMI Al-Faruq

Jumat, 12 Desember 2014

Cerpen : Ar-Rahman, Aku Jatuh Cinta




Penulis : Rum Efi Fitriani

            Gagahnya mentari sore membuat langit begitu bersih. Perlahan sinarnya tak setajam kala siang hari. Anginpun berhembus sejalan dengan aroma ayat-ayat suci Al-qur’an yang ditiupkan anak manusia yang begitu mencintai kitab-Nya.

            “Fabiayii ala irobbikuma tukadziban...” lantunan ayat-ayat-Nya terdengar begitu syahdu dan mendamaikan qolbu, pemandangan yang sejuk dan selalu terdengar selepas sholat ashar dimasjid kampus. Ya, pemuda itu Adam namanya. Seorang pemuda dikenal kesolehannya. Pergaulannya sangat terjaga. pemuda itu sangat berhati-hati menjaga pandangannya. Jangankan melihat hal-hal yang tercela, bahkan menatap wajah lain jenis aja serasa tabu baginya. Dan yang sangat luar biasa, Adam sangat kokoh menjaga wudhu.


            Adam nama panggilannya. Siapapun yang melihatnya akan terpesona dengan aura positif yang terpancar dari wajahnya. Wajahnya cukup susah disebut ganteng namun sangat mudah untuk disebut teduh. Mengobrol dengannya lebih sering mendapatkan hikmah. Meski tak terucap kalimat nasihat dari lisannya. Namun sungguh amat terasa menentramkan.

            Hari ini sasa hendak pergi keperpustakaan untuk mengembalikan buku, karena letak perpus dan masjid kampus berdekatan, tak sengaja ia bertemu dengan Adam yang mukanya masih basah dengan air wudhu. Mungkin adam akan melaksanakan sholat ashar. Ya, meski Adam tidak mengenal sasa tapi sasa mengenalnya lewat nama yang sering teman-teman bicarakan tentang prestasi akademiknya. Adam berjalan melewati sasa yang sedang duduk diteras masjid bersama rara temannya, sejenak matanya bertemu dengan mata sasa. Adam buru-buru menundukan pandangan. Deg. Sasa merasakan jantungnnya bergetar hebat bercampur malu karena ketahuan sedang memperhatikannya. Ya.adam namanya tak hanya berhasil mencuri perhatian sasa tetapi sebagian hati sasa.


***
6 bulan kemudian
Rumana salsabila. Sasa biasa orang memanggilnya. gadis yang santun dan baik hati. Ia merupakan gadis yang sederhana, namun kadang kala terlihat manja karena mungkin ia adalah anak semata wayang yang tak pernah kurang dengan kasih sayang orang tuanya. Beberapa hari yang lalu ia telah diwisuda S1. Bahkan sekarang ia sudah bekerja disekolah swasta favorit dikotanya. Sehari setelah wisuda sasa mendengar kabar dari temannya bahwa adam kembali kekampung halamannya untuk merintis usaha bisnisnya dibidang publikasi media islam.

“Subhanallah ciptaan-Mu begitu tergerak hatinya untuk menyebar dakwah” lagi-lagi sasa mengagumi dalam diamnya. Namun sebenarnya ada sedikit rasa kecewa dihati sasa, itu artinya ia tak akan pernah lagi bertemu apalagi mendengar suaranya.

***
Jilbab lebarnya tertiup angin sore. Ia duduk diteras rumah. Sasa, masih kefikiran dengan pemuda yang pernah didengarnya kala waktu dikampus dulu. Ia merindukan suara yang setiap kali sore terdengar merdunya. “astagfirullohaladzim, Ya Allah maafkan sasa” sasa berusaha menghapus perasaan itu, karena takut akan terjadi zina hati.

Pukul 02.30 alarm hp sasa bunyi. Sasa terbangun. Ia berwudhu dan melaksanakan sholat lail.
Shalat Tahajud ia laksanakan dengan ruku’ dan sujud yang sempurna. Ia tak pernah lupa memohon ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yang tak dapat dihitung kemudian ia memuji nama Tuhannya dan memanjatkan doa untuk ibu, ayah dan untuk ummat Muhammad saw yang sedang berjihad fii sabilillah. Dan tentunya untuk dirinya kesehatan, kelancaran rizki dan . . . jodoh.

“Ya Allah hamba mengagumi ciptaan-Mu, namun hamba tak pernah ada komunikasi sekalipun dengannya, karena ia tidak mengenal hamba. Ya Allah segalanya hamba serahkan pada-Mu, jika pemuda yang bernama adam itu adalah jodoh hamba maka ikatlah kami dalam tali suci pernikahan namun jika ia bukan jodoh hamba hapuslah perasaan yang selama ini mengusik dan pertemukan hamba dengan jodoh terbaik menurut-Mu Ya Allah” air mata sasa mengalir dalam sujud. Ia terus memohon pada Sang Maha pemilik cinta.


***
sasa keluar kamar mencari Ibu, dilihatnya ibu sedang melipat baju diruang tengah. Sasa mendekat dan duduk. Dengan gelisah sasa tatap ibu berkali-kali. keinginan yang sedari tadi ingin disampaikan mendadak menjadi beban yang ragu dilontarkan.

“ibu, sasa bantu ya” tawar sasa yang sebenarnya bukan pertanyaan itu yang hendak disampaikan
Ibu menjawab senyum.
“sa, kapan mulai pendaftaran S2?” tanya Ibu.
“minggu depan bu” jawab sasa
“ibu bapak setuju kalo kamu lanjut S2, tapi jangan sampe melupakan menikah” Ibu memberi saran.
“Iya. bu” jawab sasa sambil melipat baju
“lihat teman-temanmu udah pada gendong anak, kamu masih saja gendong tas” canda Ibu dengan sedikit menyinggung perasaan sasa.
“Iya bu” singkat lala
“ehm.. Ibu, sasa... sasa sebenarnya hmmm...”
sasa menundukan wajahnya dalam-dalam. rasa malu bertabur jengah dan bingung sudah memenuhi rongga dada bahkan sebelum keinginan itu disebutkan.

“kenapa sa,,,?” Ibu menghentikan lipatan baju.
“sasa sebenarnya... sebenarnya sasa sudah... sudah ingin menikah bu”
Rasa panas karena malu menjalari kedua pipi sasa, ia kembali menunduk menutupi rona merah diwajahnya yang mulai terlihat.
***

sebulan setelah sasa mengatakannya keinginan untuk menikah ayahnya menyampaikan hal penting kepada putrinya. Sasa.

“apa kamu sudah punya calon suami, sa?” tanya ayah dengan hati-hati
“belum ayah, tapi...” sasa ragu untuk melanjutkan
“tapi apa”? ayah penasaran
Sasa diam. Tidak bisa menjawab.
“sasa mencintai teman kuliahnya, tapi tidak pasti begitu orangnya” jawab ibu
Sasa masih menunduk. Diam.
“kemarin sore, H.Mahfu teman ayah dari Solo kesini. Berniat melamarmu untuk anaknya. kalo ayah dan ibu setuju, sekarang keputusan ditangan kamu sa.” Jelas Ayah
 “bagaimana sa? jujur, ibu ingin kamu menikah dengan anak teman ayah namanya Rahman, ia pemuda baik, soleh, sudah lulus kuliah juga bahkan sudah punya bisnis usaha sendiri dan ayahmu tau persis bagaimana keluarganya” promo ibu dengan  menjelaskan begitu detail.
“bagaimana sa... ayah tidak memaksa. Ayah butuh jawaban dari kamu, tidak enak kalo sampe mereka menunggu lama jawabanmu”

Jantung sasa berdetak makin cepat, ia mulai berfikir untuk menimbang-nimbang

“bagaimana jika pernikahan dilangsungkan dengan Rahman tapi hati masih menyimpan seseorang yang selama ini diam-diam dicintainya. Ya, Adam. Namun, bagaimana pernikahan dengan adam bisa terjadi sedangkan menyapanya saja tak pernah, apalagi berbicara. Tak pernah sekalipun komunikasi dengannya karena dia memang tidak mengenalku. Bahkan kabar yang biasa terdengar dari teman-temannya kian lama kian memudar. Yah, aku harus melupakan adam. Harus. Aku akan mengikuti pilihan orang tuaku.” sasa berbicara dalam hati

“ehmm...” ayah berdehem. Memecahkan lamunan sasa.

“eh,, iya ayah, bu... sasa terima. Sasa bahagia kalau ayah dan ibupun bahagia”
“alhamdulillah” ayah dan ibu mengucapkan hamdallah
“baiklah, nanti ayah segera hubungi H.Mahfu untuk kemari”

***
belajar melupakan seseorang yang pernah singgah dihati terasa begitu sulit, malam itu sasa tidur hanya sebentar. Jarum panjang menunjukan pukul 02.00 bahkan alarm hpnya belum bunyi.
Ia sempatkan menulis isi hatinya di buku diary.

November 2014.
Dear Diary...
Maaf karena kesibukanku jarang sekali mencorat-coretmu. Apa kabarmu di?  Kabarku tak terlalu baik karena aku akan dijodohkan dengan rahman yang orangnya sama sekali aku belum pernah melihatnya. Aku tidak yakin di kalau aku bisa mencintai rahman. jujur meski aku telah menyetujui perjodohan ini namun pikiranku masih kalut. Rasa bingung dan gelisah masih terus menyelimuti. Tapi aku ikhlaskan semuanya. Yah, aku mnecoba belajar ikhlas demi orang tuaku, demi cintaku pada Sang pemilik cinta-Nya. Dan melupakan orang yang tidak pasti.


“kriiiiiingggggg,,,,,”alarm hp sasa berbunyi. sasa menutup buku diarynya. Ia masih menginginkan ketenangan hati. Kemudian melakukan sholat tahajud.

“Ya, Allah... bila pemuda pilihan ayah yang bernama rahman adalah memang pemuda yang baik maka izinkan ia menjadi jodoh hamba, menjadi pembimbing dan imam setiap ibadahku pada-Mu”

***
hari jum’at pukul 08.00 ada rombongan keluarga datang kerumah sasa. Sasa mengintip dari jendela kamar. Ia terkejut saat melihat salah satu pemuda yang diyakini itu adalah adam. “jangan-jangan adam adalah saudaranya rahman” ia jadi bingung dan makin gelisah. Sasa masih tetap dikamar tidak berani untuk keluar.

“ini dia anak saya pa..bu.., namanya rahman” ibunya rahman memperkenalkan anaknya.
Sasa makin penasaran, karena semua tamu sudah masuk rumah jadi sasa tak bisa ngintip hanya pembicaraan mereka yang terdengar

Ayah adam berkata, “jadi gimana dengan perjodohan anak kita? Kalo rahman setuju saja asal pilihan orang tuanya baik.”

Sasa semakin gemetar mendengar pembicaraan mereka, lalu ibu rahman bertanya.
“mana calonnya bu, dari tadi saya belum melihat siapa namanya ya salsabila ya, biar mereka ta’aruf didepan kita” ujar ibu rahman

Ayah sasa menyuruh ibu untuk memanggilkan anaknya.  Ibu menuju kamar sasa, dan beberapa saat kemudian sasa datang keruang tamu dengan menggunakan jilbab berwarna merah muda. Cantik sekali. Sasa belum berani mengangkat muka, pandangannya masih menunduk ke lantai.

Ibu rahman : “ini yang namanya salsabila, cantik, sekali kamu nak, solehah lagi. Subhanallah ” sasa menjawab pujian itu dengan senyum yang masih menunduk. Ibu memperkenalkan rahman dengan sasa.
Rahman, ini sasa anak ibu.

Rahman : Assalamu’alaykum ukhti sasa.
Deg. Jantungnya mulai berdegup dengan hebatnya, ia mendengar suara yang udah lama tak didengarnya. Sasa mencoba memalingkan tundukan pandangannya. Rahman ia mengatupkan kedua tangannya didepan dada. Dan tersenyum.

Sasa : “wa’alaykumsalam akh adam, eh,, rahman maksudnya” sasa berpura-pura tidak mengenalnya. Allah inikah jawabannya Engkau disetiap do’a-do’aku. Subhanallah pemuda yang selama ini aku kagumi yang bernama adam ternyata itu adalah rahman. Mata sasa mulai berkaca-kaca perlahan airnya menetes bahagia. Sejenak ia mengusap sambil menundukan agar tak diketahui haru bahagianya.

Rahman : “ukhti, apakah anti bersedia menjadi pendamping hidup ana?”
Tiba-tiba peredaran darah sasa tidak stabil, tangan mulai dingin serasa berada di kutub utara. Perlahan sasa menganggukan kepalanya dan berkata, “Insya Allah ana bersedia menjadi pendamping hidup akh adam eh rahman” lagi lagi sasa salah menyebutkan nama. Rahman tersenyum. orang tua mereka pun tersenyum dan mengucapkan hamdallah.

Rahman : “apa mahar yang harus ana penuhi untuk anti?”
sasa teringat kala sang murobbi memberikan tausiyahnya bahwa mahar itu hendaklah yang mudah dan tidak memberatkan, sasa rasa karena sering mendengar lantunan surat yang dibacakan adam maka sasa memutuskan untuk mahar pernikahan sasa minta seperangkat alat sholat dan hafalan surat Ar-rahman. Adam pun tampak menyanggupinya dengan senang hati.

***
7 desember 2014
pernikahan Rumana Salsabila dengan Adam Ar-Rahman dilaksanakan. Sasa menggunakan kebaya pengantin dengan balutan jilbab yang dilengkapi dengan bunga-bunga yang melingkar diatas jilbabnya. Sasa terlihat sangat cantik dan serasi sekali dengan pakaian adam yang berwarna putih juga. Nuansa islami begitu kental dan sakral. Tak sedikit teman-teman kuliah dan para dosen datang untuk mengucapkan kebahagiaan mereka.

Usai ijab qobul adam membaca hafalan surat Ar-Rahman dengan fasihnya. Air mata sasa berlinang mendengar suara itu, suara yang berniat sasa lupakan karena rahman. Namun kini adam dan rahman adalah orang yang sama bahkan sudah menjadi kekasih halal selamanya. Sungguh maha besar Allah yang mengetahui rahasia dahsyat.

***
Malam pengantin,
Perbincangan antara adam dan sasa membuat senyum dan tawa, merekan saling mengungkapkan rahasia semasa dikampus yang baru saja beberapa bulan ditinggalkannya. Kini kampus kenangan itu menjadi almamater kisah cinta dalam diam mereka. Adam sebenarnya lebih dulu mengenal sasa lewat tulisan-tulisanya yang sering di pajang dimading fakultas dan beberapa cerpen lain termuat di majalah islam kampus di universitasnya. Namun karena ia sangat menjaga pergaulan, ia berniat menyapa sasa tatkala di hadapkan bersama orang tuanya saat proses khitbah. Subhanallah... sasa pun tak menyangka kalau ternyata adam tidak hanya hafal surat Ar-Rahman namun ia hafal 30 juz Al-qur’an.

sasa : “jadi, ade panggil mas adam atau mas rahman?” tanya sasa malu-malu
adam : “tidak keduanya” goda suami sasa
sasa cemberut manja.
adam : “panggil aku, cinta...” bisiknya
sekejap sorot pandang sayang dilemparkan dalam tatapan, membuat hati sasa terasa bagai melayang.

Minggu pertama pernikahan...
Hari-hari dipenuhi bahagia, karena pembentukan karakter antara muslim dan muslimah akan lebih utuh ketika keduanya telah bersama. adam merasakan diminggu pertama usia pernikahan ini ibadahnya rutin makin bertambah dari hari kehari. Sasa, sang istri menjadi pembangun tahajud yang paling disiplin, ia tak hanya membuat satu alarm di hp namun beberapa alarm hanya untuk membangunkan dirinya dan suami agar tidak melebihi sepertiga malam terakhir.


sasa mengambil buku diarynya

Dear Diary...
Aku tak mampu untuk berkata-kata di, hanya sepenggal ayat kugores disini

 “... dan nikmat Tuhan kamu yang mana lagi yang kamu dustakan?”

Ar-Arahman. Aku jatuh cinta. :’)

Ditulis : Jakarta, 23 November 2014
Fb Penulis : R Efi Fitriani




Minggu, 12 Oktober 2014

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA UHAMKA


            Bertempatan di Aula Ahmad Dahlan gedung A lantai 6 Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA), Program Studi Pendidikan Matematika menyelenggarakan SNM ( Seminar Nasional Matematika ) yang bertemakan “Innovation in Matematics Education Toward Asian Comunity” yang  artinya “Inovasi Dalam Pendidikan Matematika Terhadap Komunitas Asia” Alhamdulillah agenda tersebut berhasil digelar dengan apik oleh panitia pada 20 September 2014 tepatnya hari Sabtu. Acara seminar itu dibuka oleh penampilan dari anak tapak suci yang disajikan panitia sebagai hiburan. Adapun tari bali dan tari saman sebagai performance ditengah-tengah acara ini.
           
            “Seminar ini dihadiri oleh 190 mahasiswa non makalah dan 180 mahasiswa pemakalah dengan jumlah keseluruhan 370 peserta dari perwakilan mahasiswa-mahasiswi di 24 PTN dan PTS seluruh Indonesia” kata  Dr. Slamet Soro, M.Pd  memberikan sambutannya sebagai pembuka acara.

            Dalam seminar tersebut hadir sebagai pembicara antara lain Prof. Dr. H. Dzulkardi, M.I.Komp, M.Sc (seorang professor pendidikan matematika dari Universitas Sriwijaya palembang). Sewaktu jadi mahasiswa beliau pernah meneliti tentang “Pembelajaran Matematika Realistik”. Professor kelahiran 20 April ini memiliki moto hidup “Matematika adalah seni” ucap kaprodi pendidikan matematika UHAMKA, Dr. Sigid Edi Purwanto saat membacakan curriculum vitae beliau. Selain Professor Dzulkardi Pembicara selanjutnya adalah Dr. Abdurrahman as’ari, M.A, M.Pd (Dosen pasca sarjana bidang pendidikan matematika Universitas Negeri Malang) namun sayang sekali sebagai keynote speech, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd berhalangan hadir karena harus mendampingi menteri keluar negeri.
            Dalam tulisan yang sederhana ini saya tidak bisa menjelaskan secara detail materi yang disampaikan oleh professor dan dosen namun hanya beberapa poin yang dibahas dalam seminar tersebut adalah Mendesain Soal Matematika Model Pisa yang Inovatif, Mengerjakan Soal Latihan Matematika : Hanya Terjawab Dengan Cepat Dan Akurat ?, Teacher and Designer, Matematika Itu Mudah dan menyenangkan ,dll. Jadi penjabaran inti dari poin-poin diatas adalah salah besar ketika seorang guru mengajarkan soal matematika hanya berpatok pada rumus padahal konsep itu sangat lah penting, ketika seorang siswa sudah mengetahui konsepnya maka proses untuk menuju pada penyelesaian soal-soal matematika Insya Allah berjalan dengan lancar. Nah, pada saat kegiatan belajar mengajar ciptakanlah suasana yang menyenangkan misalnya ada sedikit humor atau ice breaking yang diciptaka oleh guru sehingga siswa akan merasa bersemangat. Santai tapi pasti/serius dan tidak menegangkan. Jadi intinya sebuah konsep dan proses itu sangatlah penting. Seperti kutipan dari buku SEMNAS UHAMKA 2012 halaman 7 bahwa “pendidikan matematika di Indonesia diharapkan mencetak orang-orang yang hebat dalam berpikir matematis,berbagai upaya harus dilakukan. Pembelajaran matematika harus mendorong anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki ketekunan untuk menggali informasi,kemampuan untuk memilah dan memilih informasi, kemampuan merangkai dan mengasosiasikan informasi yang tersedia dan menghasilkan kesimpulan yang baru
            Baiklah cukup sampai disini dulu yaa.. jadi buat saya dan teman-teman kita sebagai guru matematika tidak hanya pintar dan mampu mengajarkan pada siswanya namun harus menjadi seorang guru sekaligus seorang desain yang kreatif unik dalam mendesain soal-soal matematika Jadilah guru matematika yang selalu dirindukan siswanya bukan malah ditakuti dan dibenci, buatlah siswa memiliki rasa ingin tahu, yang bisa membuat siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan setelah guru menjelaskan. Sehingga tiada lagi untuk kedepannya anak bosan matematika bahkan membenci matematika, namun sebaliknya anak akan menyukai matematika semakin penasaran dengan soal-soal selanjutnya dan akan beranggapan bahwa mathematics is fun, matematika itu mudah dan menyenangkan. ^_^

Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“orang-orang yang berilmu kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut ( bagi orang lain ) akan lebih baik dari seribu orang yang beribadah atau ahli ibadah.”
 (HR. Ad-Dailami)

Penulis:
Rum Efi Fitriani
Mahasiswi SMT 5
Prodi Matematika UHAMKA Jakarta






Senin, 09 Juni 2014

HARI KELAHIRANKU ^_^

TUJUH DESEMBER 2012

Tujuh Desember
Ya, kalau mendengar atau membaca 2 kata singkat itu pasti aku akan teringat hari penting dalam hidupku. Tepatnya tanggal kelahiranku. Dimana aku ditakdirkan lahir didunia ini dari rahim sosok ibu yang sangat menginspirasi bagiku. Alhamdulillah walau ibuku mengandung anak kembar tapi beliau bisa lahir secara normal yang tulisannya sudah pernah saya post di blog sebelumnya.

Mungkin bagi kebanyakan, apabila dikasih sekotak coklat dan setangkai bunga mawar saat hari ulang tahun adalah hal yang sangat luar biasa. Namun itu tidak bagiku. Mengapa? karena memang tidak ada yang memberikan itu semua hehehehe becanda ya karena dilingkungan keluargaku merayakan hari ulang tahun bukanlah suatu keharusan. Aku merasakan hari ulang tahun adalah sama seperti hari-hari biasanya. Tak ada kue-kue ulang tahun yang didesain sedemikian rupa, tak ada lilin yang dinyalakan dengan bentuk angka kelahiran bahkan tak ada ucapan “selamat ulang tahun”. Sekali lagi, tidak ada.

Walau demikian ulang tahun tiap tahunnya tidak pernah sepi karena sejak kuliah di Jakarta teman-teman disekitar selalu merayakan.

Jum’at 7 Desember 2012.
Masih teringat jelas, ketika aku masih duduk dibangku kuliah semester satu, waktu itu saya masih kost di Jalan Mujahidin. Malam itu aku baru bisa tidur sekitar pukul 23.00 WIB usai mengerjakan tugas bersama kembaranku Efa. Setelah aku terlelap tidur tiba-tiba terdengar langkah kaki. Aku sedikit ketakutan, karena lampu kamar aku matiin. Dan Efa pun merasakan hal yang sama. Semakin lama langkah kaki itu terdengar jelas dan seperti ada sedikit cahaya. Karena efa masih ketakutan iapun berteriak. Tepat pukul 00.00 ucapan selamat ulang tahun terdengar begitu lucu karena ketegangan dan ketakutan telah sirna tergantikan oleh surprise ulang tahun Huahahaha. lampu pun segera dinyalakan. Ternyata ini adalah sureprise dari teman-teman kosanku. Diantaranya fitri, sofi, mega dan neda. Mereka memberikan kue ulang tahun bertuliskan happy b’day efa dan efi dan dua buah kado yang setelah aku buka isinya adalah kaos berwarna pink untukku dan efa berwarna merah. Hhehe setelah sesi foto-foto sekitar sampai pukul 02.00 kamipun kembali menuju pulau kapuk.

Subuhpun datang. Aku panjatkan do’a-do’a agar dihari ulang tahunku diberikan keberkahan umur dan menjadi anak solehah. Usai sholat aku membuka facebook, mau memastikan sudah berapa banyak teman yang mengucapkan selamat untuk ku, gitu ceritanya hehehe yah, aku fikir semua orang ketika menerima ucapan selamat dihari bahagianya akan terasa senang. Benar ? ya. Sekitar pukul 06.00 terdengar pintu kamar diketuk seseorang. Aku buru-buru memakai jilbab dan pintupun aku buka. “SELAMAT ULANG TAHUN EFI DAN EFA” terlihat ada banyak teman yang datang sekadar memberikan ucapan bahagiaku. Kue ulang tahun yang besar dengan lapisan coklat dan kream disana-sini nampak begitu cantik lengkap dengan namaku dan efa tergores disana. Subhanallah begitu pentingkah hari ultahku ini sehingga teman-temanku merelakan berangkat kekampus sepagi ini bahkan salah satu temanku itu ada yang berangkat jam 3 pagi dari rumah. Ya Allah terimakasih telah memberikan teman-teman yang begitu perhatian dan sayang kepadaku. Terimakasih buat intan, hilda, dila,iis athy,runi, ije, aida, danu, dan adi. Aku meniupkan lilin yang dituangkan diatas kue cantik itu. Tepuk tangan dan ucapan selamat kembali terdengar. Jujur, dihati ini ada sedikit rasa haru. Tak berapa lama dua buah kado sudah berada ditanganku. Yang pertama aku buka isinya sebuah boneka rabit yang lucu sekali, warnanya ungu. Ada kartu ucapannya juga disana. ya Itu adalah kado dari hilda. Kado yang kedua isinya sebuah jilbab bercorak batik dengan paduan sedikit warna putih, terlihat ada sebuah surat tersemat diatas jilbab itu dari kating (ketua tingkat).
Usai sesi foto-foto aku segera mandi untuk bersiap-siap pergi kekampus. Ketika langkah kakiku mulai memasuki kelas, semua teman-teman mengucapkan selamat ulang tahun pada ku. karena dikosanku banyak kue ultah, ada beberapa potong kubawa kekelas agar mereka turut mencicipinya. Pukul 11.00 perkuliahanpun selesai, aku segera pulang karena nanti sore jam 16.00 aku akan pergi ke villa depok ada acara diorganisasi terkait DM dan akulah calon kadernya yang pendaftarannya sudah saya ikutsertakan beberapa hari yang lalu. Aku menuruni tangga kampus dari gedung C dengan seorang diri karena yang kutahu teman-temanku akan mengerjakan tugas kelompok. Mulai keluar gerbang kampus aku bertemu intan dan kami pulang bareng karena kosan dia satu arah denganku. Selama diperjalanan kami berbincang-bincang tapi intan sambil asyik memainkan blackberrynya. Sambil senyum senyum layaknya ada sesuatu yang dirahasiakan. Sampai dipertigaan aku berbelok menuju jalan mujahidin dan tiba-tiba tanpa pamit tanpa permisi intan merebut hp yang sedangku pegang dan mengambil paksa tas yang sedangku gendong. Eitts, seperti ada yang aneh. Hanya dalam hitungan detik telor-telor dilempar kekepalaku yang terlindungi oleh jilbab. Aku berlari dan teman-teman mengejarku. Tepung pun ikut melumuri pakaian gamis biruku. “awww... udah-udah” aku berteriak sambil menahan tawa. Teman-teman terus asyik melemparkan telor-telornya layaknya sedang mengikuti ibadah haji dengan lempar jumroh. Tak hanya telor air putih yg terbungkus diplastikpun muncrat ke punggungku, dan yang disayangkan kecap bango melekat pula. Lidahpun seoalah berbicara kalo sebaiknya telor-telor itu digoreng dan dilumuri kecap pasti akan mengenyangkan perut anak kosan hihihih. Mubadzir kalo begini. orang-orang lain disekitar hanya menyaksikan dengan heran dan senyum, beberapa kendaraan berhenti melihat aksi itu karena secara itu benar-benar ditengah jalan. rasa marahpun dapat terhapus oleh senang bercampur malu. Tapi nggak papa, mungkin ini bentuk sayang dan perhatian mereka. yah inilah surprise anak-anak matematika kelas E. Setelah semalem dikasih sureprise teman kosan dan pagi buta oleh teman-teman dekat “sahabat berdelapan” dan yang ketiga teman-teman dikelas. Terimaksih buat semuanya.