leaf

Kamis, 23 Mei 2013

Dear Kamus bukan Neptunus

kalau kugy dalam film perahu kertasnya menulis surat untuk neptunus,
kali ini aku ingin menulis surat untuk kamus. 






Dear kamus...
Hai,, mus apa kabar didunia mu, dunia penuh kata dan makna.
aku ingin sedikit bercerita tentang mu. yah,,
Kau mampu menyimpan kata ratusan, ribuan, jutaan , bahkan milyaran
Kau memang sangat membantuku ketika aku menemukan kata yang sulit ku artikan
Kau memang pintar
Kau pun mampu mengartikan sesuai dengan  apa yang aku inginkan
Itulah mengapa aku lebih senang bertanya kepada mu dari pada google translate
Meskipun dia mampu bekerja cepat

Akupun tak juga mengatakan bahwa kau lambat dalam berproses
Karena itu tergantung juga begaimana aku mencari sesuatu pada dirimu
Namun sayang...
kau adalah kamus yang selamanya tetap kamus
Kau tak mampu berbicara saat aku memiliki sejuta pertanyaan
Pertanyaan tentang mimpiku
Kau hanya mampu diam membisu
Meskipun jawabanmu berupa tulis namun lagi-lagi itu hanyalah kata
Yah.. kata yang  tak mampu kau  rangkai menjadi kalimat
atas pertanyaanku
Pertanyaan tentang hidupku

tapi aku juga memiliki kamus yang aku simpan di dalam memori otak ku
dan kau tahu, bahkan dia masuk dalam memori hidupku
 tersemat disetiap perbendaharaan kata..
Kokoh
Dan selalu ku ulang dalam setiap ingatan
Selalu ada nama didalamnya...
selalu
Bahkan memiliki mimpi yang orang lain tidak memilikinya
Namun...
Tuhan mungkin telah menunjukan bahwa itu bukanlah yang terbaik
Disini adalah jalan-Nya
Jalan hidupku hingga suatu saat nanti aku menemukan nama yang lebih indah menurut kehendak-Nya
kini...
Aku ingin merevisi kamus itu lebih pada ke hati, fikiran dan akhlak
Ada banyak nama kata disana
Layaknya kamus sepertimu tadi
Puluhan,ribuan,Jutaan, bahkan milyaran
Tapi aku sama sekali tak mengenalnya
Aku percaya dengan janji indahnya dalam QS An-Nur:26
Kelak diri ini pasti dipertemukan dengan satu nama dari milyaran nama itu


By: R Efi Fitriani

Minggu, 19 Mei 2013

HAPUS


 
        Benar memang... menghapus sesuatu yang berhubungan dengan hati tidaklah semudah menghapus kesalahan yang berhubungan dengan tulisan karena tercoret atau salah tulis. Yah.. begitulah hidup, begitulah rasa , begitulah fitrah dari-Nya. Takan ada yang mampu menolak fitrah-Nya.
        Kadang untuk seseorang yang masih belajar sulit menyematkan segala sesuatunya karena Allah SWT tapi disadari atau tidak bahwa sesuatu dikali dengan sesuatu hasilnya adalah dua akar pangkat sesuatu yang kalau disederhanakan menjadi nilai awal. Tapi beda halnya dengan kalimat yang sering kita dengar sebelumnya Seperti “embun yang tak perlu warna untuk membuat daun tidak jatuh cinta padanya”. Embun juga tak perlu bicara untuk membuktikan kesetiaannya pada pagi. Karena bagiku, mencintai bukan berarti memiliki. Mencintai berarti siap untuk pergi, atau siap ditinggal pergi karena Aku rasa, mencintai ataupun menyayangi seseorang itu tidak perlu diungkapkan. Dan satu hal yang pasti bahwa saat muncul rasa yang tidak biasa  pada waktu yang belum tepat akan lebih baik dihapus  karena  akan mengganggu amanah dari orang yang sangat kita cintai yaitu orang tua.
Dan Alhamdulillah... diri ini telah berhasil menghapus rasa, walau sesungguhnya awalnya terasa sulit namun yang pasti kujadikan perasaan ini sebagai kesalahanku.. yah kesalahan atas perasaan ini yang datang belum pada waktu yang tepat.

Kamis, 16 Mei 2013

AMANAH


        Ternyata mendapatkan sebuah amanah itu nggak mudah. Apalagi amanah dari orang-orang yang kita cintai dan sayangi yang selama ini sebagai motivator hidup. Mau nggak mau kita harus bisa mewujudkannya, nggak boleh tengok kanan-kiri. Tapi tengoklah kebelakang apa yang telah aku kerjakan agar bisa memandang lurus kedepan. Lihatlah kebawah agar kita selalu mensyukuri nikamat dan dongaklah keatas untuk memotivasi cita kita.
        Sekali lagi tapi itu tidak mudah, benar-benar harus membutuhkan perjuangan yang ekstra.
        Berbagai ujian cobaan aku telah mengenalnya dari-Mu Rabb. Aku lelah, sangat lelah. Sering kali aku kufur nikmat. Aku menjerit, aku menangis, aku protes kepada-Mu atas ujian yang Engkau beri. Aku tak jarang mengatakan “andai dulu aku.... “
STOP !!!!! aku harus sadar. Aku hidup dikejar waktu. Nggak ada kesempatan untuk berandai-andai tentang masa lalu. Inilah aku dan aku bersyukur :) . Terimakasih Ya Allah atas nikmat yang Engkau beri. Semoga dari sekian ujian –Mu aku bisa melewatinya. Aamiin :)